KRAKSAAN, Radar Bromo – Dinas Perhubungan Dishub Kabupaten Probolinggo, terus berupaya mewujudkan ketertiban dalam berlalu lintas. Salah satunya dengan pengadaan rambu-rambu penujuk arah. Pasca dilakukan refocusing anggaran, Dishub hanya mampu membangun 6 rambu penunjuk arah menuju lokasi wisata. Kasi Pemeliharaan Dishub Kabupaten Probolinggo Asminanik mengatakan, pengadaan rambu-rambu penunjuk arah dilakukan di ruas jalan Provinsi. Ruas jalan ini merupakan akses utama menuju destinasi wisata di Kabupaten Probolinggo. “Turut mendukung wisata agar mudah diketahui pengunjung, sudah terpasang rambu penujuk arah di ruas jalan menuju tiga destinasi wisata. Yakni, Pantai Bohay Paiton, Pantai Duta Paiton, dan Pantai Bahak Tongas,†ujarnya. Pengadaan rambu-rambu penunjuk arah yang sudah direalisasikan menggunakan anggaran Rp 90 juta. Sejumlah rambu-rambu itu dipasang di bahu jalan yang dapat dibaca jelas oleh pengunjung. “Kebetulan ruas jalan bisa dilalui dari dua arah. Jadi, pemasangan dilakukan pada dua titik sekaligus. Yakni, bahu ruas jalan sisi sebelah utara dan selatan,†katanya. Nanik menjelaskan, pengadaan rambu penunjuk arah menuju destinasi wisata dirasa penting. Adanya rambu-rambu ini dapat mempermudah wisatawan untuk menemukan lokasi wisata yang dikunjungi. Tiga wisata yang telah dilengkapi oleh rambu penunjuk arah merupakan beberapa destinasi wisata unggulan di Kabupaten Probolinggo. Karenanya, koordinasi antarorganisasi perangkat daerah sangat diperlukan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan. “Pengadaan sudah terealisasi pada bulan Agustus lalu. Saat ini sudah kokoh terpasang. Pengunjung yang melewati jalan provinsi sudah tidak kebigungan lagi. Untuk penambahan rambu penunjuk arah lainnya masih kami koordinasikan. Juga menyesuaikan anggaran yang ada dengan mempertimbangkan skala prioritas,†ungkapnya. ar/rud KRAKSAAN, Radar Bromo – Dinas Perhubungan Dishub Kabupaten Probolinggo, terus berupaya mewujudkan ketertiban dalam berlalu lintas. Salah satunya dengan pengadaan rambu-rambu penujuk arah. Pasca dilakukan refocusing anggaran, Dishub hanya mampu membangun 6 rambu penunjuk arah menuju lokasi wisata. Kasi Pemeliharaan Dishub Kabupaten Probolinggo Asminanik mengatakan, pengadaan rambu-rambu penunjuk arah dilakukan di ruas jalan Provinsi. Ruas jalan ini merupakan akses utama menuju destinasi wisata di Kabupaten Probolinggo. “Turut mendukung wisata agar mudah diketahui pengunjung, sudah terpasang rambu penujuk arah di ruas jalan menuju tiga destinasi wisata. Yakni, Pantai Bohay Paiton, Pantai Duta Paiton, dan Pantai Bahak Tongas,†ujarnya. Pengadaan rambu-rambu penunjuk arah yang sudah direalisasikan menggunakan anggaran Rp 90 juta. Sejumlah rambu-rambu itu dipasang di bahu jalan yang dapat dibaca jelas oleh pengunjung. “Kebetulan ruas jalan bisa dilalui dari dua arah. Jadi, pemasangan dilakukan pada dua titik sekaligus. Yakni, bahu ruas jalan sisi sebelah utara dan selatan,†katanya. Nanik menjelaskan, pengadaan rambu penunjuk arah menuju destinasi wisata dirasa penting. Adanya rambu-rambu ini dapat mempermudah wisatawan untuk menemukan lokasi wisata yang dikunjungi. Tiga wisata yang telah dilengkapi oleh rambu penunjuk arah merupakan beberapa destinasi wisata unggulan di Kabupaten Probolinggo. Karenanya, koordinasi antarorganisasi perangkat daerah sangat diperlukan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan. “Pengadaan sudah terealisasi pada bulan Agustus lalu. Saat ini sudah kokoh terpasang. Pengunjung yang melewati jalan provinsi sudah tidak kebigungan lagi. Untuk penambahan rambu penunjuk arah lainnya masih kami koordinasikan. Juga menyesuaikan anggaran yang ada dengan mempertimbangkan skala prioritas,†ungkapnya. ar/rud Artikel Terkait
Oneof the most important ceremonies is known as Rambu Tu'ka. The festival is a way for families, villages and Torajans' to come together and celebrate a special event. The word Rambu Tu'ka can literally be translated as 'smoke ascending'. The celebration is always associated with life. There are certain rites that accompany a Rambu Tu'ka.Jakarta - Pejabat pemerintah di kota Dunhuang, Cina barat laut, meresmikan rambu lalu lintas untuk unta yang mereka klaim sebagai rambu lalu lintas unta pertama di itu mulai beroperasi pada Ahad kemarin di daerah yang populer dengan turis dekat Kota Dunhuang, Provinsi Gansu, menurut laporan media pemerintah China ECNS pada Senin, dikutip dari CNN, 13 April unta telah menjadi atraksi turis di kota Dunhuang, yang terletak di sebuah oasis di wilayah gurun Gansu-Xinjiang, dan merupakan permukiman pertama yang dikelola oleh orang Cina yang pertama kali ditemui kafilah, saat menuju ke timur dalam perjalanan Jalur Sutra beberapa tahun terakhir, pariwisata ke daerah tersebut telah berkembang, berkat Gunung Mingsha, kompleks kuil Gua Mogao, dan melewati Yumen dan Yangguan, yang merupakan gerbang paling barat dari Tembok melewati jalan saat lampu merah khusus unta menyala di tempat wisata Gunung Mingsha dan Mata Air Bulan Sabit di Kota Dunhuang, Provinsi Gansu, Cina Barat Laut, 11 April 2021.[China News Service / SCNS]Banyak turis yang menunggang unta untuk menikmati Gunung Mingsha, juga dikenal sebagai Gunung Pasir Bernyanyi karena suara bising saat berjalan di atas Karena banyaknya unta berlalu-lalang, pejabat pemerintah membuat rambu lalu lintas ini untuk mencegah kecelakaan penunggang unta yang melewati rute Gunung Mingsha dan Mata Air Bulan layaknya kendaraan bermotor, lampu hijau berarti mengizinkan unta menyeberang dan merah agar mereka juga Rumah Sakit Unta Terbesar di Dunia Beroperasi di Arab SaudiCNN ECNS
Khususuntuk rambu petunjuk objek wisata, warna dasar papan didominasi cokelat. Ada juga rambu berwarna dasar biru yang memperlihatkan simbol fasilitas umum, seperti rumah sakit, masjid, nama kota, serta tempat pemberhentian. Sementara itu, dari mulai garis tepi, angka, lambang, dan hurufnya tetap putih. Rambu Perintah sumber : carmudi.co.idBagi para wisatawan, Toraja merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki beragam tempat wisata. Kearifan lokal Toraja yang sangat kuat menjadikan Toraja tak henti-hentinya menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain tempat wisata yang menarik dan beragam, para wisatawan juga dibuat terkagum-kagum dengan ritual pemakaman adat Toraja yang disebut dengan istilah Rambu Solo'. Berbicara mengenai Rambu Solo', ada beberapa fakta menarik yang pastinya bakal bikin kamu nggak bakal move on saking menariknya serta ingin mengunjungi daerah tersebut. Simak beberapa faktanya. 1. Menghabiskan uang sampai miliaran rupiah. Upacara adat Rambu Solo' merupakan salah satu upacara pemakaman termahal di dunia. Bagaimana tidak, untuk satu kali prosesi pemakaman saja bisa menghabiskan dana ratusan sampai miliaran rupiah. Upacara Rambu Solo' dilakukan sebagai penghormatan dan pengantaran arwah orang yang meninggal menuju alam roh. Jadi upacara ini melambangkan kesempurnaan kematian seseorang agar bisa pergi dengan tenang dan bahagia. Banyaknya kurban berupa babi dan kerbau menjadi salah satu alasan mengapa Rambu Solo’ menjadi upacara adat kematian yang terkenal mahal. 2. Mapasilaga Tedong. Bila di Spanyol ada adu banteng, di Toraja terkenal dengan adu kerbau yang disebut dengan istilah "Mapasilaga Tedong". Mapasilaga Tedong adalah tradisi unik yang dilakukan suku Toraja yang termasuk dalam rangkaian upacara adat dimulai. Dua kerbau akan diadu dengan menghantamkan tanduk satu sama lain. Kerbau yang berlari meninggalkan arena Mapasilaga Tedong lebih dulu akan dinyatakan Bagi masyarakat Toraja, sebelum upacara rambu Solo’ diadakan, orang yang telah meninggal akan dianggap sebagai orang sakit. Dengan status sakit orang yang telah meninggal harus dirawat dan diberlakukan seperti orang yang masih hidup. Sebelum pengadaan upacara Rambu Solo' orang yang sudah meninggal akan ditemani serta disediakan makanan sama seperti orang yang masih hidup. Rambu Solo’ baru akan diadakan setelah adanya kesepakatan dari keluarga yang bersangkutan. Jadi sebelum ritual Rambu Solo’ diadakan, jenazah akan dismayamkan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 4. Jumlah kerbau dan babi yang dikurbankan sendiri tergantung pada strata sosial keluarga. Semakin tinggi strat sosial suku Toraja maka jumlah babi dan kerbau yang dikurbankan akan semakin banyak. 5. Meskipun terlihat boros, upacara Rambu Solo' juga mengandung unsur tolong-menolong. Hal ini terlihat adanya sumbangan berupa kerbau, babi, ataupun berupa uang dari sanak saudara bagi keluarga yang melakukan upacara adat Rambu Solo'. Biasanya juga terdapat pembagian daging kerbau untuk keluarga-keluarga yang tidak mampu. Menarik, bukan, tradisi Rambu Solo'? Bagi yang ingin menyaksikan secara langsung, silakan kunjungi Toraja.
- Бруηоսиփор ቪдէτυз бխщεգ
- Еፑ ኬጎуփела